Selasa, 29 Oktober 2013

Makalah Peningkatan Keterampilan Menyimak

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Suatu pendidikan merupakan cabang ilmu yang dapat diperoleh dimana kita berada. ilmu tersebut harus dapat kita pelajari dengan seksama dan penuh pengertian serta bersungguh-sungguh untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Salah satu ilmu yang dapat di pelajari adalah Peningkatan Kemampuan Bahasa Indonesia yang sekarang akan membahas tentang “Peningkatan Keterampilan Menyimak” yang telah ditugaskan oleh Dosen.
Aspek-aspek keterampilan berbahasa didalamnya terdapat materi-materi seperti ketermpilan membaca (reading skills), keterampilan menyimak (listening skills) keterampilan berbicara (speaking skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keterampilan menyimak itu adalah salah satu kegiatan yang sangat penting selain keterampilan yang lainnya. Kegiatan menyimak juga dapat menambah ilmu atau wawasan yang belum dimiliki di antaranya melalui radio, tv, atau langsung dari nara sumbernya. Jadi menyimak memegang peranan penting setelah itu barulah keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Dalam proses belajar mengajar, menyimak sering diabaikan karena tanpa diajarkan pun keterampilan ini dilakukan. Sebenarnya apabila kita memahami konsep menyimak, apapun yang dilakukan tampaknya selalu ada proses menyimaknya. Kenyataan ini terjadi di segala sektor kehidupan. Melalui proses menyimaklah seseorang mengenal konsep segala informasi baik berupa ilmu pengetahuan maupun hal-hal lain yang belum kita kenal. 
Dalam kegiatan belajar-mengajar, kita ketahui bahwa kompetensi yang dimiliki guru Sekolah Menengah Pertama sudah ada karena guru SMP adalah mata pelajaran, artinya setiap guru hanya bertanggung jawab pada satu mata pelajaran atau bidang studi saja. Berangkat dari dasar pemikiran ini seharusnya guru pada jenjang ini dapat menghasilkan anak didik yang lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat. Tetapi apa yang kita lihat di lapangan sekarang? Kemampuan anak didik kita jauh dari harapan yang diharapkan, khususnya dalam kemampuan menyimak. Apakah penyebabnya?  Apakah karena kompetensi guru yang terbatas mengakibatkan pada proses belajar-mengajar kurang baik sebab guru tidak dapat menentukan mana yang betul dan yang salah, atau siswa kurang meminati pelajaran Bahasa Indonesia karena tanpa belajar pun siswa sudah mengetahuinya. Sebaiknya guru dalam melakukan proses belajar-mengajar harus mempunyai kompetensi dan menguasai metode, pendekatan, atau teknik sebab apabila guru tidak memiliki kemampuan tersebut di atas maka proses pembelajaran yang dilaksanakan akan gagal. Artinya konsep yang akan disampaikan atau yang harus dikuasai siswa tidak jelas. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan teori menyimak yang harus dikuasai oleh seorang guru Bahasa Indonesia agar saat melakukan proses pengajaran dapat berhasil dengan baik.
 Alasan kami memilih pembahasan tentang Peningkatan Keterampilan Menyimak karena untuk mengajarkan kepada anak-anak agar terampil dalam menyimak.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengn keterampilan menyimak ?
2.      Apa saja tujuan dari menyimak ?
3.      Apa saja jenis-jenis dalam menyimak ?
4.      Apa saja teknik menyimak ?

1.3  Pemecahan Masalah
1.      Mengetahui pengertian menyimak.
2.      Mengetahui tujuan dari menyimak.
3.      Mengetahui jenis-jenis menyimak.
4.      Mengethaui teknik-teknik meyimak.

D.    Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
B.       Rumusan Masalah
C.       Tujuan Penulisan
D.       Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.       Pengertian Menyimak
B.       Tujuan menyimak
C.       Jenis-jenis menyimak
D.       Unsur-unsur menyimak
E.        Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak
F.        Ciri-ciri menyimak ideal
G.       Teknik menyimak yang efektif
H.       Teknik peningkatan daya simak
I.          Kegiatan menyimak
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan
B.       Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MENYIMAK
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18). Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983).Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27) “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.”Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan.Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak.Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.



B.     TUJUAN MENYIMAK
Tujuan utama menyimak menurut Logan adalah untuk menangkap, memahami atau menghayati pesan ide gagasan yang tersirat pada bahan simakan. menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Tujuan yang bersifat umum tersebut dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Adapun tujuan menyimak menurut klasifikasinya adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan fakta
Mendapatkan fakta dapat dilakukan melaui penelitian, riset, eksperimen, dan membaca. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menyimak melalui radio, tv, dan percakapan.
2. Menganalisis fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul dianalisis. Kaitannya harus jelas pada unsur-unsur yang ada, sebab akibat yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan penyimak harus dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak dalam bidang yang sesuai.
3. Mendapatkan inspirasi
Dapat dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ilham. Penyimak tidak memerlukan fakta baru. Mereka yang datang diharapkan untuk dapat memberikan masukan atau jalan keluar berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
4. Menghibur diri
Para penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara, musik untuk menghibur diri. Mereka itu umumnya adalah orang yang sudah jenuh atau lelah sehingga perlu menyegarkan fisik, mental agar kondisinya pulih kembali.
C.    JENIS-JENIS MENYIMAK
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1.      Sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
·         Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
·         Interpersonallistening atau penyimak antar pribadi
2.      Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1.      Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja. Menyimak ekstensif meliputi :
Ø  Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun.dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
Ø  Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
Ø  Menyimak estetik
Menyimak estetik sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untk menikmati dan menghayati sesuatu.Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek.Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
Ø  Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
2.   Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
Ø  Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik.Pemahaman merupakan prioritas pertama.Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial.ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah memahami makna pembicaraan.
Ø  Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek.Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga agar pikiran tidak terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak, (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
Ø  Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal.Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi.Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara lisan (berbicara) dan  tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah untuk mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara, mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang, mengetahui kemampuan daya serap seseorang, mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak. Menyimak intensif meliputi:
§  Menyimak kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran.dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b) mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak" (Kamidjan, 2001:22).
§  Menyimak introgatif
Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut.Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta dari pembicara, mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
§  Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang. (d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
§  Menyimak kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.

§  Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak.Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk mengikuti petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
§  Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
3.      Tujuan menyimak
Menurut Tidyman & Butterfield menyimak dibedakan menjadi :
v  Menyimak sederhana
v  Menyimak diskriminatif
v  Menyimak santai
v  Menyimak informative
v  Menyimak literature
v  Menyimak kritis
4.      Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan pada titik pandang penyimak, meyimak dapat diklarifikasikan:
1)      Kegiatan menyimak bertaraf rendah
2)      Kegiatan menyimak bertaraf tinggi

D.    UNSUR-UNSUR MENYIMAK
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah  pembicara, penyimak,  bahan simakan, dan bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur itu.
1. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang.berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).
Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan.kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah sebagai berikut.
v  Meninjau Kembali Bahan Simakan (Review)
Kegiatan meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan simakan yang telah diterima melalui catatan seperti: topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang pesan yang disampaikan pembicara. Di samping itu penyimak dapat memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah disampaikan pembicara.


v  Menganalisis Bahan Simakan
Pada dasarnya menyimak ialah menerima pesan, namun dalam kenyataannya seorang penyimak tidak hanya menerima pesan begitu saja, ia juga berusaha untuk menganalisis pesan yang telah diterimanya itu. Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide pokok, ide bawahan, dan ide penunjang.
v  Mengevaluasi Bahan Simakan
Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
3.   Kekuatan Bukti
Untuk membenarkan pernyataan pembicara, penyimak harus mengevaluasi bukti-bukti yang dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar.
4.   Validitas Alasan
Jika pernyataan pembicara diikuti dengan alasan-alasan yang kuat, terpercaya, dan logis, dapat dikatakan bahwa alasan itu validitasnya tinggi.
5.   Kebenaran Tujuan
Penyimak harus mampu menemukan tujuan pembicara. Di samping itu, ia juga harus mampu membedakan penjelasan dengan keterangan inti, sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan mampu mencari tujuan pembicaraan (berupa pesan).
2.      Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a. Sikap Objektif
objektif ialah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana dan prasarana.
b. Sikap Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif dengan pembicara.

3. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak.Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak.Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi.Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi.
Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang Bahan simakan dengan cara berikut:
a. Menyimak Tujuan Pembicara
Langkah pertama penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan pembicara, mengevaluasi, dan mencari hiburan.
b. Menyimak Urutan Pembicaraan
Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan.Hal itu dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari pesan pembicara.Walaupun pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran tentang urutan penyajian bahan.Urutan penyajian terdiri atasa tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan.Pada bagian penutup berisi simpulan hasil pembahasan.
c. Menyimak Topik Utama Pembicaraan
Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas, dianalisis s pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan pembicara, is tidak akan kesulitan untuk mener topik utama. Sebuah topik uta.-na memiliki ciri-ciri: menarik perhatian pen) bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan penyimak.
d. Menyimak Topik Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik bawahannya.
e. Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut.Jika pem bicara menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan.yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.

E.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN MENYIMAK
Menurut pendapat Rost (1991:108) bahwa faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan. Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-fantor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut.
1.   Membedakan antar bunyi fonemis.
2.   Mengingat kembali kata-kata.
3.   Mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.
4.   Mengidentifikasi bagian-bagian pragmatik, eskpresi, dan seperangkat penggunaan   yang berfungsi sebagai unit sementara mencari arti/makna.
5.   Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna.
6.   Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting.
Selanjutnya, menurut pendapat Michael (1991:108) faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan.Untuk dapat mengajarkan menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu menyusun bahan simakan.
Selain itu, masih ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya:

v  Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
v  Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah aktual, bermanfaat, sistematis dan seimbang.Materi yang disusun pun sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan siswa.Tema materi yang dipergunakan sebaiknya bervariatif. Dengan demikian, siswa kita tidak akan jenuh belajar dan pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan.
v  Unsur Penyimak / Siswa
a.    Kondisi siswa dalam keadaan baik
b.   Siswa harus berkonsentrasi
c.    Adanya minat siswa dalam menyimak
d.   Penyimak harus berpengalaman luas
v  Unsur Situasi
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan

F.     CIRI-CIRI PENYIMAK IDEAL
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
1. Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak
2. Penyimak harus bermotivasi
Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4. Penyimak harus menghargai pembicara
5.   Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh
7. Penyimak tidak mudah terganggu
8. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10.     Penyimak harus kontak dengan pembicara
11.   Kontak dengan pembicara
12.   Merangkum
13.   Menilai
14.   Merespon

G.    TEKNIK MENYIMAK YANG EFEKTIF
Syarat menyimak efektif adalah sebagai berikut :
1.      Menyimak dengan Berkonsentrasi
Menyimak dengan berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri sendiri maupun yang berasal dari luar. Beberapa factor yang dapat mengganggu kegiatan menyimak.
a.       Orang-orang yang datang terlambat
b.      Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan
c.       Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi
d.      Pakaian Pembicara
e.       Pembicara yang tidak menarik
2.      Menelaah Materi Simakan
a.       mencari arah dan tujuan pembicaraan
b.      mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir menemukan tema sentral (pokok pembicaraan)
mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan. memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.
3.      Menyimak dengan Kritis
menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri:
v Dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya, dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi)
v Dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara.
v Dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.
4.      Membuat Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat.Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal yang dianggap penting bagi penyimak. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam mencatat ialah:
a)      catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal.
b)      bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas.
c)      catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan.
d)     catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca ulang.
e)      catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam pencatatan, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya ialah metode kerangka saris bestir, metode precis, metode bukti-prinsip, metode pemetaan.



H.    TEKNIK PENINGKATAN DAYA SIMAK
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya adalah teknik loc, teknik penggabungan dan teknik fonetik (Sutari dkk. 1997: 67--70). Berikut ini adalah teknik-teknik tersebut:
1.   Teknik Loci (Loci System)
Teknik loci merupakan salah satu teknik mengingat yang paling tradisional. Teknik ini pada dasamva merupakan teknik mengingat dengan cara memvisualisasikan materi yang harus diingat dalam ingatan Anda. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang serupa , dan mencocokan hal-hal yang akan diingat dengan lokasi tersebut.
2.   Teknik Penggabungan
Teknik penggabungan merupakan teknik mengingat dengan cara menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan Anda ingat secara berantai dengan pesan kedua, ketiga. dan seterusnva. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imaji-imaji tertentu yang perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran Untuk mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan dimatarantaikan), pesan pertama perlu dihubungkan tersebut dengan lokasi yang akan mengingatkan Anda pada item tadi.
3.   Teknik- Fonetik
Teknik fonetik melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunvi fonetis, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan itu dengan pesan yang akan diingat. Teknik ini dapat membentuk imaji visual yang kuat untuk masing-masing kata yang berhubungan dengan bilangan; dan membentuk penggabungan visual antara masing-masing pesan yang akan diingat secara berurutan dengan masing-masing kata yang terbentuk dari kata-kata yang divisualisasikan.
4.      Teknik Digtogloss
Kata dictogloss berasal bahasa Inggris dan terdiri dari dua kata, yaitu kata dicto atau dictate yang artinya dikte atau imla, dan kata gloss yang artinya tafsir. Penulis berpendapat, bahwa teknik ini merupakan gabungan dua teknik, yaitu dikte dan tafsir. Setelah teks dibacakan dengan cara didiktekan, maka para siswa harus menafsirkan teks cerita yang telah ia dengar tersebut.  David Nunan dalam Azies dan Alwasilah, (1996:85), mengemukakan bahwa teknik dictogloss, yaitu sebuah teknik dalam pengajaran menyimak yang tergolong komunikatif. Dalam teknik ini guru membacakan sebuah wacana singkat kepada siswa dengan kecepatan normal dan siswa diminta menuliskan kata sebanyak yang mereka mampu. Mereka kemudian bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk merekonstruksi wacana dengan berdasarkan serpihan-serpihan yang telah mereka tulis. Teknik ini mirip dengan teknik dikte tradisional, walaupun hanya bersifat superficial.
Dengan teknik ini siswa dilatih untuk mendengarkan, memahami, menginterpretasikan serta memberikan tanggapan terhadap informasi yamg didengarkannya. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa di dalam teknik dictogloss terdapat dua buah teknik yang digunakan sebagai upaya pemahaman sebuah wacana lisan, yakni dikte dan teknik identifikasi kata kunci.Teknik dikte digunakan ketika wacana diperdengarkan kepada siswa dengan kecepatan normal, sedangkan teknik identifikasi kata kunci digunakan ketika siswa diminta menuliskan kata-kata kunci atau kata-kata isi sebanyak yang mereka mampu. Djago Tarigan (1986:52), menyatakan bahwa identifikasi kata kunci adalah memilih kata yang merupakan pokok pikiran utama dalam wacana, maka dalam teknik dictogloss perlu adanya penemuan kata-kata yang merupakan kata kunci. Wacana lisan yang didengarkan oleh siswa, yaitu berupa rekaman cerita dalam kaset.Rekaman cerita tersebut merupakan salah satu media audio. Aristo Rahadi (Depdiknas, 2003:33), menyatakan bahwa media audio sering digunakan di sekolah.Program kaset audio termasuk media yang sudah memasyarakat hingga ke pelosok pedesaan dan cukup ekonomis, karena biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan perawataan cukup murah untuk membantu guru dalam menyam paikanpelajaran.
Akhirnya dapat penulis simpulkan bahwa teknik dictogloss, yaitu teknik yang digunakan dalam pengajaran menyimak dengan cara menyajikan sebuah wacana lisan kepada siswa dan mereka bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk merekontruksi wacana yang berdasarkan kepada kata-kata kunci tadi.

I.       KEGIATAN MENYIMAK
1.      Proses menyimak komprehensif
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
a.       Rangsang bunyi
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai tipe- tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak Penerimaan alat peraga
b.      Perhatian dan penyelesaian.
c.       Pemberian makna
2.      Fungsi comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
3.      Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
a. Memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting yaitu :
Ø  Menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas
Ø  Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu aktivitas apabila konsep-konsep kita tersebut dikemukakan oleh orang lain
Ø  Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan informasi- informasi yang telah diketahui sebelumnya.

Beberapa teori yang memberikan penjelasan tentang penyebab mengapa informasi yang disimpan dalam memori hilang (lupa):
1)      Fuding teori (teori pemudaran): maksudnya informasi yang tidak sering digunakan akan memudar / perlahan-lahan hilang.
2)      Distortion theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak dapat dibedakan, yang telah disimpan di ingatan.
3)      Superssion Theory: teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan multivasional (melukai).
4)      Interference Theory: teori ini menyatakan informasi yang telah di dapat sebelumnya akan bercampur dengan informasi yang baru didapat
5)      Processing Break down theory: teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari bagian-bagian informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean makna ganda (sistem coding ambigu).
Menurut penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu:
1)  Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
2)  Dianggap lain dari pada informasi yang lain karena unik (tidak wajar)
3)  Terorganisir dan
4)  Berupa informasi visual
Menurut Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat meningkatkan daya mengingat kita.Kita harus memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan peduli terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.
b. Konsentrasi
Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan (penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam rentang yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energy. Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada suatu rangsang saja.Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah mengarahkan energi untuk memperhatikan (attention energy). Menurut Erving Goffman, bentuk standar dankesalahan penafsiran meliputi hal-hal berikut:
1)         Pencakupan / pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada pesan penutur, pendengar cenderung akan mudah terkacaukan perhatiannya oleh stimulasi / rangsang dari luar
2)         Kesadaran diri
3)         Kesadaran berinteraksi
4)         Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan
Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya; kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab.

c. Pembendaharaan kata
Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa kata.Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam pemahaman pendengar. Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan usia, saat seseorang melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:
1)         Sampai kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun kosa kata fungsional terbesar yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar (listening vocabulary) artinya pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat dan hasil simakan dari kehidupan sehari-hari
2)         Setelah lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki, umumnya dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading vocabulary).
3)         Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih rata-rata kosa kata sebesar 20.00 kata.
Untuk meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-langkah Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      Langkah pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua kemampuan dasar yang dapat membantu kita untuk mempelajari kata-kata baru berdasarkan maknanya adalah kemampuan menganalisa struktur dan kemampuan menganalisa konteks kata keterampilan pertama tadi yaitu analisis struktur.
2)      Langkah yang kedua adalah mempelajari makna dari kata-kata yang tidak lazim dari konteks-konteksnya.
Ada 2 jenis petunjuk kontekstual yang utama dan telah umum dikenal yakni petunjuk sematik (makna kata) dan sintaksis (struktur kalimat), yang termasuk ke dalam petunjuk sematik adalah petunjuk sinonim, penjelas, deskripsi, contoh, kesimpulan, penjelas pengalaman, situasi.Petunjuk kontekstual kedua adalah petunjuk sintaksis berupa pola-pola penyusun kalimat yang menjadi penyusun suatu kalimat.

d. Faktor-faktor tambahan
v  Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah
v  Tak banyak mengenal paliditas dan realibitas tes mendengar yang diterapkan dalam penelitian
v  Karena sebagian besar peneliti belum terkoordinir dengan baik.
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi keefektifan menyimak konprehensif adalah usia, motivasi, intelgensia, tingkat pencapaian, kemampuan berbicara, pemahaman membaca, kemampuan belajar, kemampuan berbahasa dan kultural.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka-ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang tertatur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Menyimak dengan berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri sendiri maupun yang berasal dari luar, penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak. Penyimak yang ideal harus bermotivasi mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat, menyimak secara menyeluruh materi secara utuh dan padu, menghargai pembicara, penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti, sungguh-sungguh, penyimak tidak mudah terganggu, penyimak harus cepat menyesuaikan diri, penyimak harus kenal arah pembicaraan, penyimak harus kontak dengan pembicara, Kontak dengan pembicara, merangku, menilai, merespon

B.     Saran

Dalam pembelajaran sangat erat kaitannya antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lainnya, maka tingkatkanlah semua keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya keterampilan membaca, berbicara, menyimak, dan menulis supaya lebih efisien dan efektif.

2 komentar:

  1. say mau ijin copas buat tugs kuliah. thank's

    BalasHapus
  2. TERIMA KASIH ATAS ATENSINYA MELALUI BLOQ MEDIA INI,SEMOGA SUKSES DANGAN MEMBACA AKAN MENAMBAH PENGALAMAN PRIBADI SAYA,
    KEPALA SSEKOLAH ALFURQON SROWO SIDAYU GRESIK JJATIM

    BalasHapus