BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Suatu
pendidikan merupakan cabang ilmu yang dapat diperoleh dimana kita berada. ilmu
tersebut harus dapat kita pelajari dengan seksama dan penuh pengertian serta
bersungguh-sungguh untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Salah satu
ilmu yang dapat di pelajari adalah Peningkatan Kemampuan Bahasa Indonesia yang
sekarang akan membahas tentang “Peningkatan Keterampilan Menyimak” yang telah
ditugaskan oleh Dosen.
Aspek-aspek
keterampilan berbahasa didalamnya terdapat materi-materi seperti ketermpilan
membaca (reading skills), keterampilan menyimak (listening skills) keterampilan
berbicara (speaking skills), dan keterampilan menulis (writing skills).
Keterampilan menyimak itu adalah salah satu kegiatan yang sangat penting selain
keterampilan yang lainnya. Kegiatan menyimak juga dapat menambah ilmu atau
wawasan yang belum dimiliki di antaranya melalui radio, tv, atau langsung dari
nara sumbernya. Jadi menyimak memegang peranan penting setelah itu barulah
keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Dalam proses belajar mengajar,
menyimak sering diabaikan karena tanpa diajarkan pun keterampilan ini
dilakukan. Sebenarnya apabila kita memahami konsep menyimak, apapun yang
dilakukan tampaknya selalu ada proses menyimaknya. Kenyataan ini terjadi di
segala sektor kehidupan. Melalui proses menyimaklah seseorang mengenal konsep
segala informasi baik berupa ilmu pengetahuan maupun hal-hal lain yang belum
kita kenal.
Dalam
kegiatan belajar-mengajar, kita ketahui bahwa kompetensi yang dimiliki guru
Sekolah Menengah Pertama sudah ada karena guru SMP adalah mata pelajaran,
artinya setiap guru hanya bertanggung jawab pada satu mata pelajaran atau
bidang studi saja. Berangkat dari dasar pemikiran ini seharusnya guru pada
jenjang ini dapat menghasilkan anak didik yang lebih baik sesuai dengan harapan
masyarakat. Tetapi apa yang kita lihat di lapangan sekarang? Kemampuan anak
didik kita jauh dari harapan yang diharapkan, khususnya dalam kemampuan
menyimak. Apakah penyebabnya? Apakah
karena kompetensi guru yang terbatas mengakibatkan pada proses belajar-mengajar
kurang baik sebab guru tidak dapat menentukan mana yang betul dan yang salah,
atau siswa kurang meminati pelajaran Bahasa Indonesia karena tanpa belajar pun
siswa sudah mengetahuinya. Sebaiknya guru dalam melakukan proses
belajar-mengajar harus mempunyai kompetensi dan menguasai metode, pendekatan,
atau teknik sebab apabila guru tidak memiliki kemampuan tersebut di atas maka
proses pembelajaran yang dilaksanakan akan gagal. Artinya konsep yang akan
disampaikan atau yang harus dikuasai siswa tidak jelas. Oleh karena itu, dalam
makalah ini penulis mencoba memaparkan teori menyimak yang harus dikuasai oleh
seorang guru Bahasa Indonesia agar saat melakukan proses pengajaran dapat
berhasil dengan baik.
Alasan kami memilih pembahasan tentang Peningkatan Keterampilan Menyimak karena
untuk mengajarkan kepada anak-anak agar terampil dalam menyimak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengn keterampilan menyimak ?
2. Apa
saja tujuan dari menyimak ?
3. Apa
saja jenis-jenis dalam menyimak ?
4. Apa
saja teknik menyimak ?
1.3 Pemecahan Masalah
1.
Mengetahui pengertian menyimak.
2.
Mengetahui tujuan dari menyimak.
3.
Mengetahui jenis-jenis menyimak.
4.
Mengethaui teknik-teknik meyimak.
D. Sistematika
Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyimak
B. Tujuan menyimak
C. Jenis-jenis menyimak
D. Unsur-unsur menyimak
E.
Faktor
yang mempengaruhi keberhasilan menyimak
F.
Ciri-ciri
menyimak ideal
G. Teknik menyimak yang efektif
H. Teknik peningkatan daya simak
I.
Kegiatan
menyimak
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MENYIMAK
Menyimak adalah
mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa
dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18). Menyimak dapat
didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
Menyimak adalah
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983).Proses menyimak memerlukan
perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan.
Menurut pendapat Tarigan (1994:27) “Pada kegiatan mendengar mungkin si
pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah
ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum
menjadi tujuan.”Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan
disertai usaha untuk memahami bahan simakan.Oleh karena itu dalam kegiatan
menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur
utama dalam setiap peristiwa menyimak.Penilaiannya pun selalu terdapat dalam
peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
Menyimak adalah
suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalamnya.
B.
TUJUAN
MENYIMAK
Tujuan utama
menyimak menurut Logan adalah untuk menangkap, memahami atau menghayati pesan
ide gagasan yang tersirat pada bahan simakan. menangkap dan
memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Tujuan
yang bersifat umum tersebut dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai
dengan aspek tertentu yang ditekankan. Adapun tujuan menyimak menurut
klasifikasinya adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan fakta
Mendapatkan
fakta dapat dilakukan melaui penelitian, riset, eksperimen, dan membaca. Cara
lain yang dapat dilakukan adalah menyimak melalui radio, tv, dan percakapan.
2. Menganalisis fakta
Fakta atau
informasi yang telah terkumpul dianalisis. Kaitannya harus jelas pada
unsur-unsur yang ada, sebab akibat yang terkandung di dalamnya. Apa yang
disampaikan penyimak harus dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak
dalam bidang yang sesuai.
3. Mendapatkan inspirasi
Dapat
dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan ilham. Penyimak tidak memerlukan fakta baru. Mereka yang datang
diharapkan untuk dapat memberikan masukan atau jalan keluar berkaitan dengan
masalah yang dihadapi.
4. Menghibur diri
Para
penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara, musik untuk
menghibur diri. Mereka itu umumnya adalah orang yang sudah jenuh atau lelah
sehingga perlu menyegarkan fisik, mental agar kondisinya pulih kembali.
C.
JENIS-JENIS
MENYIMAK
Pengklarifikasian
menyimak berdasarkan:
1.
Sumber suara
Berdasarkan
sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
·
Intrapersonal listening atau menyimak
intrapribadi
·
Interpersonallistening atau penyimak
antar pribadi
2.
Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan
pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai
berikut:
1.
Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak
ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan
ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi :
Ø Menyimak
sosial
Menyimak sosial dilakukan
oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun,
kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor
status sosial, unsur sopan santun.dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya:
Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang
santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak
merupakan peran sasaran.
Ø Menyimak
sekunder
Menyimak
sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang
membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran
radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh
pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
Ø Menyimak
estetik
Menyimak estetik
sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak
untk menikmati dan menghayati sesuatu.Misalnya, menyimak pembacaan puisi,
rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih
menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami
sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga
timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita
pendek.Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan
Mohammad yang sering membacakan cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja
mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan
menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
Ø Menyimak
Pasif
Menyimak pasif ialah
menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam
kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam
masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah
tersebut. Kemudian dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran
menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun,
pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan
menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada
umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
2.
Menyimak Intensif
Menyimak
intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan
ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.Ciri-ciri menyimak
intensif adalah:
Ø Menyimak
intensif ialah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah
proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami
suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif
dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik.Pemahaman
merupakan prioritas pertama.Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang
lebih menekankan hiburan, kontak sosial.ketidaksengajaan, dan lain sebagainya.
Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah memahami makna pembicaraan.
Ø Menyimak
intensif memerluhan konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan sermua
gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya
kepada salah satu objek.Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala
jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan
konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain:
(a) menjaga agar pikiran tidak terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak
bergejolak, (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak
harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan
menyimak, baik internal maupun ekstenal.
Ø Menyimak
intensif ialah memahami bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang
digunakan dalam situasi formal.Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah
situasi komunikasi resmi.Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu
ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu
ilmiah, atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih
menekankan makna.Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan
Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami.
Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara lisan (berbicara) dan tulis (menulis, mengarang). Reproduksi
dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah untuk mengukur
kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara, mengukur kemampuan integratif
antara menyimak dengan menulis atau mengarang, mengetahui kemampuan daya serap
seseorang, mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah
disimak. Menyimak intensif meliputi:
§ Menyimak
kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan
menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara
objektif, menentukan keaslian, kebenaran.dan kelebihan, serta
kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis
adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b) mencari jawaban atas
pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak membedakan antara
fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil simpulan dari hasil
menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan majas dalam
kegiatan menyimak" (Kamidjan, 2001:22).
§ Menyimak
introgatif
Menyimak interogratif ialah
kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi
tersebut.Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta
dari pembicara, mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah
wacana yang menarik, mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu
asli atau tidak.
§ Menyimak
eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan
menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi
baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (a) menemukan
gagasan baru. (b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang
tertentu, (c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang
akan datang. (d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
§ Menyimak
kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan
menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas
pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara (a) menirukan
lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris,
bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b) mengemukakan gagasan yang
sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang
berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (d) menyusun
petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.
§ Menyimak
konsentratif
Menyimak konsentratif ialah
kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh
pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak.Kegiatan menyimak konsentratif
bertujuan untuk mengikuti petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur
dalam menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu
komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak,
(e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama
dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
§ Menyimak
selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan
menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal,
bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase,
kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak
selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang
lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk
menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan
memperhatikan topik-topik tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan pada
tema-tema tertentu.
3.
Tujuan menyimak
Menurut
Tidyman & Butterfield menyimak dibedakan menjadi :
v Menyimak
sederhana
v Menyimak
diskriminatif
v Menyimak
santai
v Menyimak
informative
v Menyimak
literature
v Menyimak
kritis
4.
Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan
pada titik pandang penyimak, meyimak dapat diklarifikasikan:
1) Kegiatan
menyimak bertaraf rendah
2) Kegiatan
menyimak bertaraf tinggi
D.
UNSUR-UNSUR
MENYIMAK
Kegiatan
menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada
berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur
pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur
dasar menyimak ialah pembicara,
penyimak, bahan simakan, dan bahasa
lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur itu.
1. Pembicara
1. Pembicara
Yang dimaksudkan
dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang.berupa informasi yang
dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber
pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).
Dalam aktivitasnya, seorang
penyimak sering melakukan.kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting
selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok
pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah
sebagai berikut.
v Meninjau
Kembali Bahan Simakan (Review)
Kegiatan meninjau kembali bahan
simakan merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak
mencermati kembali bahan simakan yang telah diterima melalui catatan seperti:
topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang pesan yang disampaikan pembicara.
Di samping itu penyimak dapat memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah
disampaikan pembicara.
v Menganalisis
Bahan Simakan
Pada dasarnya menyimak ialah
menerima pesan, namun dalam kenyataannya seorang penyimak tidak hanya menerima
pesan begitu saja, ia juga berusaha untuk menganalisis pesan yang telah
diterimanya itu. Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide pokok, ide
bawahan, dan ide penunjang.
v Mengevaluasi
Bahan Simakan
Pada tahap akhir kegiatan menyimak
ialah mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
3. Kekuatan
Bukti
Untuk membenarkan pernyataan
pembicara, penyimak harus mengevaluasi bukti-bukti yang dikatakan pembicara.
Jika bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar.
4. Validitas
Alasan
Jika pernyataan
pembicara diikuti dengan alasan-alasan yang kuat, terpercaya, dan logis, dapat
dikatakan bahwa alasan itu validitasnya tinggi.
5. Kebenaran
Tujuan
Penyimak harus mampu menemukan
tujuan pembicara. Di samping itu, ia juga harus mampu membedakan penjelasan
dengan keterangan inti, sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia
akan mampu mencari tujuan pembicaraan (berupa pesan).
2.
Penyimak
Penyimak
yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak
dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan
luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak
yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara
tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan
pengalamannya. Kamidjan (2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak
yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a.
Sikap Objektif
objektif ialah pandangan penyimak
terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik,
demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh
hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana,
sarana dan prasarana.
b.
Sikap Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap
penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi
tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan
menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak
tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap
berkoperatif dengan pembicara.
3. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur
terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak.Yang dimaksudkan
dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada
penyimak.Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi.Jika
pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak
dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam
komunikasi.
Untuk menghindari kegagalan, perlu
dikaji ulang Bahan simakan dengan cara berikut:
a.
Menyimak Tujuan Pembicara
Langkah pertama penyimak dalam
melakukan kegiatan menyimak ialah mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah
dicapai, ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu
tidak ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan dicapai
penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis
gagasan pembicara, mengevaluasi, dan mencari hiburan.
b.
Menyimak Urutan Pembicaraan
Seorang penyimak harus berusaha
mencari urutan pembicaraan.Hal itu dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari
pesan pembicara.Walaupun pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti
dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran tentang urutan penyajian
bahan.Urutan penyajian terdiri atasa tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan
penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian
isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan yang dikemukakan pada bagian
pendahuluan.Pada bagian penutup berisi simpulan hasil pembahasan.
c.
Menyimak Topik Utama Pembicaraan
Topik utama ialah topik yang selalu
dibicarakan, dibahas, dianalisis s pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui
topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam
komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan pembicara, is tidak akan kesulitan
untuk mener topik utama. Sebuah topik uta.-na memiliki ciri-ciri: menarik
perhatian pen) bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan penyimak.
d.
Menyimak Topik Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik
utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara
akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan
agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak
dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan
ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah
mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik bawahannya.
e.
Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri
atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan
rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah
disampaikan pembicara tersebut.Jika pem bicara menyampaikan simpulan, maka
penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam
hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan.yang tidak sama, yaitu simpulan
yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan,
penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.
E.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN MENYIMAK
Menurut pendapat Rost (1991:108)
bahwa faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah
siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan
dengan bahan simakan. Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62),
komponen/faktor-fantor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut.
1.
Membedakan antar bunyi fonemis.
2.
Mengingat kembali kata-kata.
3.
Mengidentifikasi tata bahasa dari
sekelompok kata.
4.
Mengidentifikasi bagian-bagian
pragmatik, eskpresi, dan seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara
mencari arti/makna.
5.
Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke
tanda-tanda para linguistik (intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang
sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal (yang
kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk
memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna.
6.
Mengulang kata-kata penting dan ide-ide
penting.
Selanjutnya,
menurut pendapat Michael (1991:108) faktor-faktor yang penting dalam
keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting
bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan.Untuk dapat
mengajarkan menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu menyusun bahan simakan.
Selain
itu, masih ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di
antaranya:
v Unsur
Pembicara
Pembicara haruslah menguasai
materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak
juga harus bergaya menarik / bervariasi
v Unsur
Materi
Unsur yang diberikan haruslah
aktual, bermanfaat, sistematis dan seimbang.Materi yang disusun pun sebaiknya
memperhatikan tingkat perkembangan siswa.Tema materi yang dipergunakan
sebaiknya bervariatif. Dengan demikian, siswa kita tidak akan jenuh belajar dan
pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan.
v Unsur
Penyimak / Siswa
a. Kondisi
siswa dalam keadaan baik
b. Siswa
harus berkonsentrasi
c. Adanya
minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak
harus berpengalaman luas
v Unsur
Situasi
a. Waktu
penyimakan
b. Saran unsur
pendukung
c. Suasana
lingkungan
F.
CIRI-CIRI
PENYIMAK IDEAL
Menurut Djago
Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
1.
Berkonsentrasi
Artinya
penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak
2.
Penyimak harus bermotivasi
Artinya
mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
3.
Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
Artinya
penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4.
Penyimak harus menghargai pembicara
5.
Penyimak yang baik harus selektif, artinya
harus memilih bagian-bagian yang inti
6.
Penyimak harus sungguh-sungguh
7.
Penyimak tidak mudah terganggu
8.
Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9.
Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10.
Penyimak harus kontak dengan pembicara
11. Kontak dengan pembicara
12. Merangkum
13. Menilai
14. Merespon
G.
TEKNIK
MENYIMAK YANG EFEKTIF
Syarat menyimak efektif adalah
sebagai berikut :
1. Menyimak
dengan Berkonsentrasi
Menyimak dengan berkonsentrasi
adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang
disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan
yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari
gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri sendiri maupun yang berasal dari
luar. Beberapa factor yang dapat mengganggu kegiatan menyimak.
a. Orang-orang
yang datang terlambat
b. Keanehan-keanehan
yang Terjadi di antara Pembicara dan
c. Metode
Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi
d. Pakaian
Pembicara
e. Pembicara
yang tidak menarik
2. Menelaah
Materi Simakan
a. mencari
arah dan tujuan pembicaraan
b. mencoba
membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir menemukan tema
sentral (pokok pembicaraan)
mengamati dan memahami alat peraga
(media) sebagai penegas materi simakan. memperhatikan rangkuman (jika pembicara
membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.
3. Menyimak
dengan Kritis
menyimak kritis ialah aktivitas
menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang
disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada
dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri:
v Dapat
menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya, dapat
menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi)
v Dapat
menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara.
v Dapat
melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.
4. Membuat
Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah
kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat.Yang perlu dicatat
dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal yang dianggap penting bagi penyimak. Hal-hal
penting yang perlu diketahui penyimak dalam mencatat ialah:
a) catatan
boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal.
b) bentuk
catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas.
c) catatan
yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan
keraguan.
d) catatan
yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca ulang.
e) catatan
perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam pencatatan, ada beberapa
metode yang dapat diterapkan, di antaranya ialah metode kerangka saris bestir,
metode precis, metode bukti-prinsip, metode pemetaan.
H.
TEKNIK
PENINGKATAN DAYA SIMAK
Ada
beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya adalah teknik loc, teknik
penggabungan dan teknik fonetik (Sutari dkk. 1997: 67--70). Berikut ini adalah
teknik-teknik tersebut:
1.
Teknik Loci (Loci System)
Teknik
loci merupakan salah satu teknik mengingat yang paling tradisional. Teknik ini
pada dasamva merupakan teknik mengingat dengan cara memvisualisasikan materi
yang harus diingat dalam ingatan Anda. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara
mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang serupa , dan mencocokan
hal-hal yang akan diingat dengan lokasi tersebut.
2.
Teknik Penggabungan
Teknik
penggabungan merupakan teknik mengingat dengan cara menghubungkan
(menggabungkan) pesan pertama yang akan Anda ingat secara berantai dengan pesan
kedua, ketiga. dan seterusnva. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan
imaji-imaji tertentu yang perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran Untuk
mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan
dimatarantaikan), pesan pertama perlu dihubungkan tersebut dengan lokasi yang
akan mengingatkan Anda pada item tadi.
3.
Teknik- Fonetik
Teknik
fonetik melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunvi fonetis, dan kata-kata
yang mewakili bilangan-bilangan itu dengan pesan yang akan diingat. Teknik ini
dapat membentuk imaji visual yang kuat untuk masing-masing kata yang
berhubungan dengan bilangan; dan membentuk penggabungan visual antara
masing-masing pesan yang akan diingat secara berurutan dengan masing-masing
kata yang terbentuk dari kata-kata yang divisualisasikan.
4.
Teknik
Digtogloss
Kata dictogloss berasal bahasa
Inggris dan terdiri dari dua kata, yaitu kata dicto atau dictate yang artinya
dikte atau imla, dan kata gloss yang artinya tafsir. Penulis berpendapat, bahwa
teknik ini merupakan gabungan dua teknik, yaitu dikte dan tafsir. Setelah teks
dibacakan dengan cara didiktekan, maka para siswa harus menafsirkan teks cerita
yang telah ia dengar tersebut. David
Nunan dalam Azies dan Alwasilah, (1996:85), mengemukakan bahwa teknik dictogloss,
yaitu sebuah teknik dalam pengajaran menyimak yang tergolong komunikatif. Dalam
teknik ini guru membacakan sebuah wacana singkat kepada siswa dengan kecepatan
normal dan siswa diminta menuliskan kata sebanyak yang mereka mampu. Mereka
kemudian bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk merekonstruksi wacana
dengan berdasarkan serpihan-serpihan yang telah mereka tulis. Teknik ini mirip
dengan teknik dikte tradisional, walaupun hanya bersifat superficial.
Dengan teknik ini siswa dilatih
untuk mendengarkan, memahami, menginterpretasikan serta memberikan tanggapan
terhadap informasi yamg didengarkannya. Berdasarkan uraian di atas dapat
dilihat bahwa di dalam teknik dictogloss terdapat dua buah teknik yang
digunakan sebagai upaya pemahaman sebuah wacana lisan, yakni dikte dan teknik
identifikasi kata kunci.Teknik dikte digunakan ketika wacana diperdengarkan
kepada siswa dengan kecepatan normal, sedangkan teknik identifikasi kata kunci
digunakan ketika siswa diminta menuliskan kata-kata kunci atau kata-kata isi
sebanyak yang mereka mampu. Djago Tarigan (1986:52), menyatakan bahwa
identifikasi kata kunci adalah memilih kata yang merupakan pokok pikiran utama
dalam wacana, maka dalam teknik dictogloss perlu adanya penemuan kata-kata yang
merupakan kata kunci. Wacana lisan yang didengarkan oleh siswa, yaitu berupa
rekaman cerita dalam kaset.Rekaman cerita tersebut merupakan salah satu media
audio. Aristo Rahadi (Depdiknas, 2003:33), menyatakan bahwa media audio sering
digunakan di sekolah.Program kaset audio termasuk media yang sudah memasyarakat
hingga ke pelosok pedesaan dan cukup ekonomis, karena biaya yang diperlukan
untuk pengadaan dan perawataan cukup murah untuk membantu guru dalam menyam
paikanpelajaran.
Akhirnya dapat penulis simpulkan
bahwa teknik dictogloss, yaitu teknik yang digunakan dalam pengajaran menyimak
dengan cara menyajikan sebuah wacana lisan kepada siswa dan mereka bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil untuk merekontruksi wacana yang berdasarkan
kepada kata-kata kunci tadi.
I. KEGIATAN
MENYIMAK
1. Proses
menyimak komprehensif
Adapun komponen
yang termasuk dalam proses menyimak:
a. Rangsang
bunyi
Weafer 91972)
memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai tipe- tipe
simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak Penerimaan
alat peraga
b.
Perhatian dan penyelesaian.
c.
Pemberian makna
2. Fungsi
comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada
pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara satu pesan dengan
lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
3. Faktor-faktor
yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
a. Memori dalam diri kita memiliki
tiga fungsi penting yaitu :
Ø Menyusun
arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas
Ø Memberikan
struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu aktivitas apabila konsep-konsep
kita tersebut dikemukakan oleh orang lain
Ø Memberikan
arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan informasi- informasi
yang telah diketahui sebelumnya.
Beberapa teori yang memberikan
penjelasan tentang penyebab mengapa informasi yang disimpan dalam memori hilang
(lupa):
1) Fuding
teori (teori pemudaran): maksudnya informasi yang tidak sering digunakan akan
memudar / perlahan-lahan hilang.
2) Distortion
theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak dapat
dibedakan, yang telah disimpan di ingatan.
3) Superssion
Theory: teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan multivasional
(melukai).
4) Interference
Theory: teori ini menyatakan informasi yang telah di dapat sebelumnya akan
bercampur dengan informasi yang baru didapat
5) Processing
Break down theory: teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari bagian-bagian
informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean makna ganda (sistem
coding ambigu).
Menurut
penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu:
1)
Dianggap penting dan berharga atau
berguna dalam kehidupan
2) Dianggap lain dari pada informasi yang lain
karena unik (tidak wajar)
3) Terorganisir dan
4) Berupa informasi visual
Menurut Montgo
Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat meningkatkan daya
mengingat kita.Kita harus memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan daya
ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan peduli terhadap
lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.
b.
Konsentrasi
Salah satu
alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan
(penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam rentang yang
terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energy.
Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada
suatu rangsang saja.Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah mengarahkan
energi untuk memperhatikan (attention energy). Menurut Erving Goffman, bentuk
standar dankesalahan penafsiran meliputi hal-hal berikut:
1)
Pencakupan / pemenuhan eksternal,
dibandingkan dengan berkonsentrasi pada pesan penutur, pendengar cenderung akan
mudah terkacaukan perhatiannya oleh stimulasi / rangsang dari luar
2)
Kesadaran diri
3)
Kesadaran berinteraksi
4)
Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa
yang sedang dibicarakan
Ada tiga alasan lain yang menyadari
alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya; kurangnya motivasi diri dan
kurangnya tanggung jawab.
c. Pembendaharaan kata
Faktor yang
mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa
kata.Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam
pemahaman pendengar. Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat
jenis kosa kata fungsional yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata
itu dibedakan berdasarkan usia, saat seseorang melakukan komunikasi. Hal
tersebut digambarkan sebagai berikut:
1)
Sampai kira-kira seseorang mencapai usia
sebelas tahun kosa kata fungsional terbesar yang dimiliki adalah kosa kata
simakan mendengar (listening vocabulary) artinya pengayaan kosa katanya pada
fase ini dapat dan hasil simakan dari kehidupan sehari-hari
2)
Setelah lewat usia dua belas, kosa kata
simakan yang seseorang miliki, umumnya dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil
membaca (reading vocabulary).
3)
Orang dewasa dikatakan memiliki kosa
kata minimum apabila ia hanya memilih rata-rata kosa kata sebesar 20.00 kata.
Untuk
meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-langkah
Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)
Langkah pertama adalah menumbuhkan minat
kata-kata. Ada dua kemampuan dasar yang dapat membantu kita untuk mempelajari
kata-kata baru berdasarkan maknanya adalah kemampuan menganalisa struktur dan
kemampuan menganalisa konteks kata keterampilan pertama tadi yaitu analisis
struktur.
2)
Langkah yang kedua adalah mempelajari
makna dari kata-kata yang tidak lazim dari konteks-konteksnya.
Ada 2 jenis
petunjuk kontekstual yang utama dan telah umum dikenal yakni petunjuk sematik
(makna kata) dan sintaksis (struktur kalimat), yang termasuk ke dalam petunjuk
sematik adalah petunjuk sinonim, penjelas, deskripsi, contoh, kesimpulan,
penjelas pengalaman, situasi.Petunjuk kontekstual kedua adalah petunjuk
sintaksis berupa pola-pola penyusun kalimat yang menjadi penyusun suatu
kalimat.
d. Faktor-faktor tambahan
v Faktor
kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah
v Tak
banyak mengenal paliditas dan realibitas tes mendengar yang diterapkan dalam
penelitian
v Karena
sebagian besar peneliti belum terkoordinir dengan baik.
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi
keefektifan menyimak konprehensif adalah usia, motivasi, intelgensia, tingkat
pencapaian, kemampuan berbicara, pemahaman membaca, kemampuan belajar,
kemampuan berbahasa dan kultural.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga
keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka-ragam. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang
tertatur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian
berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Kegiatan
menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada
berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur
pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Menyimak dengan
berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap
bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian
terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus
dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri sendiri maupun
yang berasal dari luar, penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada
materi yang disimak. Penyimak yang ideal harus bermotivasi mempunyai tujuan
tertentu sehingga untuk menyimak kuat, menyimak secara menyeluruh materi secara
utuh dan padu, menghargai pembicara, penyimak yang baik harus selektif, artinya
harus memilih bagian-bagian yang inti, sungguh-sungguh, penyimak tidak mudah
terganggu, penyimak harus cepat menyesuaikan diri, penyimak harus kenal arah
pembicaraan, penyimak harus kontak dengan pembicara, Kontak dengan pembicara, merangku,
menilai, merespon
B.
Saran
Dalam pembelajaran sangat erat kaitannya antara keterampilan
yang satu dengan keterampilan yang lainnya, maka tingkatkanlah semua
keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya keterampilan membaca, berbicara,
menyimak, dan menulis supaya lebih efisien dan efektif.
say mau ijin copas buat tugs kuliah. thank's
BalasHapusTERIMA KASIH ATAS ATENSINYA MELALUI BLOQ MEDIA INI,SEMOGA SUKSES DANGAN MEMBACA AKAN MENAMBAH PENGALAMAN PRIBADI SAYA,
BalasHapusKEPALA SSEKOLAH ALFURQON SROWO SIDAYU GRESIK JJATIM