BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia
adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan, setidaknya
manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang
dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani
hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai
manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya
berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat begitu besar
dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus dibekali
dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dilain pihak manusia juga memiliki
kemampuan dan diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang lain.
Sedangkan pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk
membantu perkembangan potensi dan kemampuan manusia.
Secara
sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi kegenerasi,
agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap
terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat
dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas
dari unsur sosialbudaya.
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi. Dan pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Tidak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi. Dan pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Tidak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak
1.2 Rumusan Masalah
1
Apa
yang dimaksud dengan Sosiologi ?
2.
Bagaimanakah landasan
sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia ?
3.
Bagaimana
hubungan antara kebudayaan dan pendidikan ?
4.
Bagaimana
hubungan antara masyarakat dan sekolah ?
5.
Bagaimana
fungsi sosiologi terhadap pendidikan ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah.
2. Untuk
menambah pengetahuan tentang Sosiologi.
3. Untuk
menambah pengetahuan hubungan antara kebudayaan dan pendidikan.
4. Untuk
menambah pengetahuan hubungan antara masyarakat dan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sosiologi Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusiua dalam kelompok-kelompok dan stuktur sosialnya. Jadi, sosiologi
mempelajari bagamana manusia itu berhubung an satu dengan yang lainya dalam kelompoknya dan bagai mana susunan
yunit-yunit masyarakat atau social disuatu wilayah serta kaitannya satu dengan
yang lain.
Menurut Crow and Corw berpendapat bahwa
pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi
individu untuk kehidupan sosialnya, membantu meneruskan adat dan budaya serta
kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara juga berpendapat
bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin), pikiran (intelek)dan jasmani anak.
Sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai uraian berikut
1.
Empiris,adalah
ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari
kenyataan yang terjadi dilapangan.
2.
Teoretis,adalah
peningkatan pase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang
3.
biasa
disimpan dalam waktu lama dan dapat
lebih diwariskan kepada generasi muda.
4.
Komulatif,sebagai
akibat dari penciptaan terus menarus sebagai konsekuensi darri terjadinya
perubahan dimasyarakat, yang membuat teori-teori itu akan berkomulasi mengarah
kepada teori yang lebih baik.
5.
Nonetis,
karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta indiuvidu
di dalamnya, tidak menilai apakah hal nitu baik atau buruk.
Pada abad ke-20
sosiologi memegang peranan penting dalam dunia pendidikan . pendidikan yang
diingiunkan oleh aliran kemasyarakatan ialah proses pendidikan yang bisa
mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia.
Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan samgayt membutuhakan sosiologi. Konsep atau teori sosiologi member
petunjuk kepada guru-guru tentang
bagaimna seharusnya mereka membina para siswa agar mereka bisa memiliki
kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab bersama teman.
Menurut wuradji (1988) menulis bahwa
sosiologi pendidikan meliputi:
1.
Interaksi
guru dengan siswa
2.
Dinamika
kelompok dikelas dan diorganisasi intra sekolah
3.
Struktur
dan fungsi system pendidikan
4.
System-sistem
masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan
Bagian bagian sosiologi membari bantuan
kepada pendidikan dalam wujud sosiologi pendidikan. Pertama-tama adalh tentang
konsep proses sosial yaitu suatu cara berhubungan antar individu atau antar kelompok atau
individu dengan kelompok yang menimbulkan bentuk hubungan pendidikan.
Faktor-faktor interaksi dan proses sosial adalah
1.
bisa
bersifat fositif atau negative contohnya anak meniru porang tuanya atau gurunya
berpakaian rapih, maka anak ini sudah mensosialisasi diri secara fositif baik
terhadap orang tuanya maupun terhadap gurunya. Contoh negative anak meniru
orang lain meminum minuman keras maka ia
melakukan sosialisasi negative.
2.
Sugesti
akan terjadi kalau seseorang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau
sikap orang lain yang berwibawa atau berwenang atau mayoritas.namun kalau anak
terlalu sering mensiolisasi lewat sugesti dapat membuat gaya berpikir rasional
terhambat.
3.
Simpati
adalah factor terakhir yang membuat anak mengadangan proses sosial. Simpati
akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Sebab itu
hubungan yang akrab perlu dikembangkan antara guru dengan peserta didik agar
simpati ini mudah muncul, sosialisasi mudah terjadi, dan anak-anak akan tertib,
mematuhi peraturan-peraturan kelas dalam belajar.
Menurut Coleman (1984) menulis bahwa satu
yang terpenting fungsi sekolah ialah memberikan dan membangkitkan kebutuhan
sosial dan reaksi.
Kebutuhan reaksi disini membuat anak-anak merasa gembira,
antusias, dan merasa tidak di paksa datang kesekolah. Perasaan seperti ini
bertalian erat dengan perasaan sosial
Dalam proses sosial terdapat interaksi sosial, yaitu
suatu hubungan sosial yang dinamis interaksi sosial akan terjadi apabila
memenuhi dua syarat sebagai berikut :
1.
kontak
sosial
kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu:
·
kontak
antar individu, misalnya anak dengan ibu rumah tangga, siswa dengan guru, atau
siswa dengan siswa di sekolah.
·
Kontak
antar individu dengan kelompok atau sebaliknya. Contoh nya ialah seorang remaja
ingin ikut perkumpulan sepak bola, seorang guru mengajar di kelas, pengurus bp3
mendatangi kepala sekolah untuk keperluan tertentu, dsb.
·
Kontak
antar kelompok, misalnya rapat orang tua siswa dengan guru-guru, dua
perkumpulan sosial berorganisasi untuk mengatasi kenakalan remaja, dua kelompok
kesenian merencanakan main bersama disuatu daerah,dsb.
2.
Komunikasi
adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain atau
kelompok orang.
Alat-alat
komunikasi diantaranya
Melalui
pembicaraan, dengan segala macam nada seperti berbisik-bisik, halu,kasar, dan
keras tergantung kepada tujuan pembicaraan dan sifat orang yang berbicara.
·
Melalui
mimik, seperti raut muka,pandangan,dan sikap.
·
Dengan
lambing, contohnya ialah berbicara isarat untuk orang-orang yang tuna
rungu,menempelkan telunjuk didepan mulut, menggelengkan kepala, menganggukan
kepala,membentuk huruf O dengan jari tangan,dsb.
·
Dengan alat-alat,
yaitu alat-alat elektronik, seperti radio,televise,telepon, dan media cetak
seperti buku,majalah,surat kabar,brosur,dsb.
Adapun
bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu:
1.
Kerja
sama, misalnya kerja sama dalam kelompok belajar pada anak-anak, kerja sama
antar guru-guru dengan para orang tua siswa,dsb
2.
Akomodasi,
ialah usaha untuk meredakan pertentangan, mencari kestabilan,serta kondisi
berimbang diantara para anggota. Contoh interaksi orang tua siswa yang tidak
setuju dengan kenaikan SPP dengan guru-guru atau kepala sekolah yang akhirnya
melahirkan kesepakatan tertentu.
3.
Asimilasi
atau akulturasi,ialah usaha mengurangi perbedaan pendapat, sikap, dan tindakan
dengan memeperhatikan tujuan-tujuan bersama
Faktor-faktor yang dapat mempermudah
terjadinya alkulturasi yaitu :
·
Toleransi
·
Menghargai
kebudayaan orang lain
·
Sikap
terbuka
·
Demokrasi
dalam banyak hal
·
Ada
kepentingan yang sama
4.
Persaingan,
sebagai bentuk interksi sosial yang negatif. misalnya persaingan untuk
mendapatkan nilai akademik tertinggi dan persaingan dalam berbagai perlombaan,
namun persaingan dalam pendidikan lebih banyak negatif nya daripada positif nya
5.
Pertikaian,
adalah proses sosial yang menunjukan pertentangan atau konflik seperti
perbedaan kepentingan, kebudayaan, dan pendapat
2.2 Kebudayaan dan Pendidikan
Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai
anggota masyarakat (Imran Manan, 1989). Kebudayaan produk perseorangan ini
tidak disetujui Hasan (1983) dengan mengemukakan kebudayaan adalah keseluruhan
dari hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap dan oleh
sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain-lain kepandaian. Sedangkan
Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh
anggota-anggota masyarakat.
Antara pendidikan dan
kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan
dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan membuat orang
berbudaya, pendidikan dan budaya bersama dan memajukan. Makin banyak orang
menerima pendidikan makin berbudaya orang itu dan makin tinggi kebudayaan makin
tinggipula pendidikan atau cara mendidiknya. Karena ruang lingkup kebudayaan
sangat luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, maka pendidikan sebagai
salah satu aspek kehidupan dalam kebudayaan. Pendidikan yang terlepas dari
kebudayaan akan menyebabkan alienasi dari subjek yang dididik dan seterusnya
kemungkinan matinya kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu kebudayaan umum
harus diajarkan pada semua sekolah. Sedangkan kebudayaan daerah dapat dikaitkan
dengan kurikulum muatan lokal, dan kebudayaan populer juga diajarkan dengan
proporsi yang kecil.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa
pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila kebudayaan berubah maka
pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah
kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses membuat orang kemasukan budaya,
membuat orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Sekolah
sebagai salah satu dari tempat enkulturasi suatu budaya sesungguhnya merupakan
bahan masukan bagi anak dalam mengembangkan dirinya.
2.3 Masyarakat dan Sekolah
Asal
mula munculnya sekolah adalah atas dasar anggapan dan kenyataan bahwa pada
umumnya para orang tua tidak mampu mendidik anak mereka secara sempurna dan
lengkap. Karena itu mereka membutuhkan bantuan kepada pihak lain, dalam hal ini
adalah Lembaga Pendidikan, untuk mengembangkan anak-anak mereka secara relatif
sempurna, walaupun cita-cita ini tidak otomatis tercapai. Warga masyarakat dan
parapersonalia sekolah masih memerlukan perjuangan keras untuk mencapai
cita-cita itu, yang sampai sekarang belum pernah berhenti. Sebab sejalan dengan
perkembangan kebudayaan, makin banyak yang perlu dipelajari dan perjuangan di
sekolah.
Sekolah
tidak dibenarkan sebagai menara air, yaitu melebur menjadi satu dengan
masyarakat tanpa memberikan identitas apa-apa. Ia juga tidak dibenarkan sebagai
menara gading yang mengisolasi diri terhadap masyarakat sekitarnya. Lembaga
pendidikan yang benar adalah ibarat menara mercusuar yakni menara
penerang, yaitu berada di masyarakat dan sekaligus memberi penerangan kepada
masyarakat setempat. Lembaga pendidikan harus tetap berakar pada masyarakat
setempat, memperhatikan ide-ide masyarakat setempat, melaksanakan aspirasi
mereka, memanfaatkan fasilitas setempat untuk belajar, dan menyesuaikan diri
dengan kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat setempat. Sementara itu ia berusaha
meningkatkan cara hidup dan kehidupan masyarakat dengan cara memberi
penerangan, menciptakan bibit unggul, menciptakan teknologi baru, merintis cara
beternak dan bertani yang lebih baik, dan sebagainya.
Manfaat
pendidikan bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan peranan mereka sebagai
warga masyarakat, baik yang berkaitandengan kewajiban maupun dengan hak mereka.
Dalam rangka pendidikan seumur hidup misalnya, warga belajar bisa belajar
tentang apa saja sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga pemahaman,
keterampilan tertentu, dan sikap mereka semakin meningkat. Hal ini membuat
mereka merasa semakin mantap sebagai warga negara
Khusus bagi para siswa dan para remaja,
manfaat pendidikan atau lembaga pendidikan adalah bersifat sebagai wahana
persiapan untuk menjadi individu dan warga Negara yang baik
Manfaat sekolah atau pendidikan bagi
masyarakat diantaranya:
1. Pendidikan
sebagai transmisi budaya pelestari budaya
2.
Sekolah sebagai pusat budaya bagi masyarakat
sekitarnya
3.
Sekolah mengembangkan kepribadian anak di
samping oleh keluarga anak itu sendiri
4.
Pendidikan membuat orang menjadi warga Negara
yang baik, tahu akan kewajiban dan hak nya
5.
Pendidikan meningkatkan integrasi sosial atau
kemampuan bermasyarakat
6.
Pendidikan meningkatkan kemampuan
menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, teknologi, dan kesenian
7.
Sekolah meningkatkan alat control sosial
dengan member pendidikan agama dan budi pekerti
8.
Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah
sosial
9.
Pendidikan adalah sebagai perubah sosial
melalui kebudayaan-kebudayaan yang baru
10. Pendidikan
berfungsi sebagai seleksi dan alokasi tenaga kerja
11. Pendidikan
dapat memodifikasi hierarki ekonomi masyarakat
Hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat
karena saling membutuhkan satu dengan yang lain, membuat kemungkinan
terbentuknya badan kerja sama yang relatif lama. Badan kerja sama ini yang
anggota-anggotanya adalah wakil-wakil oarang tua siswa, para tokohasyarakat,
dan beberapa guru bertugas membantu mensukseskan misi pendidikan. Pada masa
sekarang badan ini banyak berkecimpung dalam perencanaan dan pelaksanaan
kurikulum muatan lokal, di samping mengurusi dukungan-dukungan masyarakat
terhadap sekolah seperti telah diuraikan di atas.
Berdasarkan
uaraian di atas, dapatlah kita sarikan penjelasan masyarakat dan sekolah ini
sebagai berikut:
1.
Sekolah
tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
2.
Sekolah
bermanfaat bagi kemajuan budaya masyarakat, khususnya pendidikan anak-anak.
3.
Masyarakat
memberi sejumlah dukungan kepada sekolah.
4.
Perlu
ada badan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat dalam mensukseskan
pendidikan
2.4 Fungsi Sosiologi Terhadap Pendidikan
Dalam perkembangan landasan sosial budaya memiliki fungsi
yang amat penting dalam dunia pendidikan yaitu:
1. Mewujudkan Masyarakat yang Cerdas
Yaitu masyarakat yang
pancasilais yang memiliki cita-cita dan harapan dapat demokratis dan beradab,
menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan bertanggung jawab dan berakhlak
mulia tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif serta memiliki
kesadaran dan solidaritas antar generasi dan antara bengsa.
2. Transmisi Budaya
Sekolah berfungsi sebagai
reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan
pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan tinggi. Pada
sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkat
pendidikan tinggi.
3. Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial
berfungsi memberantas atau memperbaiki suatu perilaku menyimpang dan menyimpang
terjadinya perilaku menyimpang. Pengendalian sosial juga berfungsi melindungi
kesejahteraan masyarakat seperti lembaga pemasyarakatan dan lembaga pendidikan.
4. Meningkatkan Iman dan Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Pendidikan sebagai budaya
haruslah dapat membuat anak-anak mengembangkan kata hati dan perasaannya taat
terhadap ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.
5.
Analisis
Kedudukan Pendidikan dalam Masyarakat
Hubungan antara lembaga
pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai selembar kain batik.
Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan
dan kain latarnya adalah masyarakat. Antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau
sekolah memberi manfaat untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga
masyrakat
2.5 Implikasi Konsep Pendidikan
Konsep pendidikan mengangkat derajat manusia sebagai
makhluk budaya yaitu makhluk yang diberkati kemampuan untuk menciptakan nilai
kebudayaan dan fungsi budaya dan pendidikan adalah kegiatan melontarkan
nilai-nilai kebudayaan dari generasi ke generasi. Kebudayaan
masyarakat jika dikaitkan dengan pendidikan maka ditemukan sejumlah konsep
pendidikansebagai berikut:
1. Keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan
masyarakat sekitarnya, keduanya saling menunjang. Sekolah seharusnya menjadi
agen pembangunan di masyarakat.
2. Perlu dibentuk badan kerja sama antara sekolah dengan
tokoh-tokoh masyarakat, termasuk wakil-wakil orang tua siswa untuk ikut
memajukan pendidikan.
3. Proses sosialisasi anak-anak perlu ditingkatkan.
4. Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk belajar.
5. Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup dan kehidupan
manusia yang diciptakan oleh manusia ikut mempengaruhi pendidikan atau
perkembangan anak. Sebaliknya pendidikan juga dapat mengubah kebudayaan.
6. Akibat kebudayaan masa kini, ada kemungkinan pergeseran
paradigma pendidikan, yaitu dari sekolah ke masyarakat luas dengan berbagai
pengalaman yang luas
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uaraian di atas
dapat disimpulkan sebagai berikut :
·
Sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau
mempelajari interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan struktur
sosial.
·
Kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan
kemampuan-kemampuan serat kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai
anggota masyarakat.
·
Sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau
kelompok dengan persekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan
berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
·
Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Apabila
kebudayaan berubah maka pendidikan juga berubah, dan apabila pendidikan berubah
akan dapat mengubah kebudayaan.
·
Hubungan antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat dapat dianalogikan sebagai selembar kain batik. Dalam hal ini
motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan, sedangkan kain
latarnya adalah masyarakat itu sendiri. Antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat akan terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme,
yakni lembaga pendidikan memberi manfaat untuk me3ningkatkan peranan mereka
sebagai masyarakat.
B.
Saran
Sosial
budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan
sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosialbudaya.
Maka,disini kami selaku penulis mengharapkan dengan adanya penulisan makalah
ini pembaca dapat mengembangkan konsep konsep yang ada dalam tulisan ini dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penyusun.
DAFTAR
PUSTAKA
Pidarta,
Made. 1997. Landasan Kependidikan. Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia Jakarta : Rineka Cipta.
Ruswandi, Uus Hermawan Heris, A. Nurhamzah, 2008,
Landasan Pendidikan, Bandung : CV. Insan Mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar